Pada tanggal 23 Agustus 2024, Reza Rahadian turun ke jalan untuk mengawal putusan Mahkamah Konstitusi. Dalam orasinya, Reza menyuarakan keresahan rakyat terhadap kondisi demokrasi yang terancam di Indonesia. Aksinya ini tidak hanya membuat warganet terkesan, tapi juga mendapat pujian dari masyarakat.
Ternyata semangat perjuangan Reza turun dari neneknya, Francisca Fanggidaej, seorang revolusioner yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di masa lalu. Francisca, atau yang dikenal sebagai “Belanda Hitam”, merupakan pribumi yang statusnya sejajar dengan orang Belanda. Meskipun begitu, beliau tetap berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.
Selain aktif dalam isu sosial politik, Reza juga terlibat dalam dunia perfilman. Di film Habibie dan Ainun, ia memerankan presiden ketiga Indonesia, dan dalam film Guru Bangsa Tjokroaminoto, ia berperan sebagai HOS Tjokroaminoto.
Reza menegaskan bahwa aksinya sebagai rakyat biasa yang gelisah dengan kondisi negara saat ini. Ia tidak mewakili organisasi manapun dan hanya hadir bersama teman-teman untuk menyuarakan kegelisahannya terhadap demokrasi yang terancam.
Aura pejuang yang dimiliki Reza ternyata turun dari neneknya, Francisca. Wanita kelahiran Noelmina, Pulau Timor ini turut aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Beliau terlibat dalam organisasi Pemuda Republik Indonesia di Surabaya dan Kongres Pemuda Indonesia di Yogyakarta.
Francisca juga menyuarakan kemerdekaan Indonesia ke publik internasional melalui siaran Radio Gelora Pemuda. Sebagai jurnalis Kantor Berita Antara dan pendiri Indonesian National Press Service, beliau berperan penting dalam dunia pers di Indonesia.
Di tahun 1957, Francisca ditunjuk oleh presiden Soekarno sebagai anggota DPR Gotong Royong pasca kemerdekaan Indonesia. Kiprahnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia menjadi inspirasi bagi cucunya, Reza Rahadian, untuk turun ke jalan dan menyuarakan kegelisahannya terhadap kondisi demokrasi saat ini.
Dengan semangat pejuang neneknya, Reza terus berjuang untuk menjaga demokrasi di Indonesia. Aksinya sebagai rakyat biasa yang peduli terhadap negaranya mendapat dukungan dan apresiasi dari masyarakat. Semoga semangat perjuangan Francisca dapat terus hidup dalam diri Reza dan generasi penerusnya untuk memperjuangkan keadilan dan demokrasi di Indonesia.