Mengungkap Potensi Besar: Prospek Asuransi Rekayasa di Masa Depan

Mengungkap Potensi Besar: Prospek Asuransi Rekayasa di Masa Depan

0 Comments

Beberapa perusahaan asuransi umum menyatakan bahwa prospek bisnis asuransi rekayasa masih menjanjikan di masa depan. Salah satunya adalah PT Asuransi Asei Indonesia. Menurut Kepala Divisi Pemasaran Asei, Edi Apriansah, prospek asuransi rekayasa cukup baik karena adanya proyek Ibu Kota Negara (IKN) yang masih berlangsung. Selain itu, perkembangan proyek energi terbarukan juga menjadi faktor yang mendukung. Asei menargetkan pendapatan premi asuransi rekayasa hingga akhir tahun sebesar Rp 100 miliar dengan fokus memperluas pasar melalui kerja sama dengan proyek BUMN dan Pemerintah Daerah.

Pada semester I-2024, Asei berhasil mencatatkan perolehan premi asuransi rekayasa sebesar Rp 43,2 miliar, tumbuh 22,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini disebabkan oleh beberapa premi dari proyek pembangunan dan pemasangan di dalam negeri, termasuk proyek besar di IKN. Hal serupa juga diungkapkan oleh PT Great Eastern General Insurance Indonesia (GEGI), yang optimistis terhadap prospek asuransi rekayasa pada semester II-2024.

Direktur Pemasaran Great Eastern General Insurance Indonesia, Linggawati Tok, menyatakan keyakinannya atas prospek bisnis ini seiring dengan usaha pemerintah untuk memberikan insentif bagi penanaman modal dalam negeri maupun asing. Target perolehan premi asuransi rekayasa hingga akhir tahun ini ditetapkan sebesar Rp 46 miliar dengan fokus pada kerja sama dengan perusahaan pengembang properti dan broker asuransi.

Sementara itu, PT Asuransi Central Asia (ACA) juga melihat prospek asuransi rekayasa masih sangat menjanjikan hingga akhir tahun ini. Direktur Teknik ACA, Budi Harto, menyoroti peningkatan proyek terkait hilirisasi sektor pertambangan dan infrastruktur pemerintah sebagai target pasar perusahaan. Pada tahun 2023, ACA berhasil mencatatkan pencapaian premi asuransi rekayasa sebesar Rp 420 miliar, dengan target pertumbuhan 10% pada tahun 2024.

PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) juga optimistis terhadap prospek asuransi rekayasa hingga akhir tahun ini. Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo, Brellian Gema, mencatat pertumbuhan premi asuransi rekayasa sebesar 37,16% pada semester I-2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini disebabkan oleh upaya perusahaan dalam memaksimalkan penggarapan bisnis dari BUMN dan ekosistem BUMN, serta peningkatan kesadaran akan pentingnya asuransi di sektor konstruksi dan rekayasa.

Secara keseluruhan, kombinasi dari peningkatan aktivitas pembangunan infrastruktur, proyek besar di Indonesia, dan kesadaran yang lebih tinggi terhadap pentingnya asuransi telah mendorong pertumbuhan premi asuransi rekayasa. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat pendapatan premi asuransi rekayasa pada kuartal I-2024 sebesar Rp 1,14 triliun, meningkat 15,4% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Dengan prospek yang cerah dan pertumbuhan yang stabil, perusahaan asuransi umum terus berupaya untuk memperluas pasar dan meningkatkan penetrasi dalam bisnis asuransi rekayasa. Dukungan dari pemerintah dan kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan asuransi menjadi faktor kunci dalam menggerakkan industri ini ke arah yang lebih baik.

Related Posts