Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi berpotensi naik per 1 November 2024 karena kenaikan harga minyak dunia dan depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Jika harga BBM naik, ini akan menjadi kabar buruk bagi Presiden Prabowo Subianto di awal masa jabatannya setelah mengucapkan sumpah pada 20 Oktober 2024. Harga minyak mentah dunia naik pada Oktober 2024 karena ketegangan di Timur Tengah, di mana Israel bersumpah untuk menyerang Iran. Namun, harga minyak sempat turun setelah perundingan gencatan senjata di Timur Tengah.
Di sisi lain, kekhawatiran Timur Tengah mereda karena laporan bahwa Israel tidak menyerang infrastruktur energi, sehingga gangguan pasokan minyak tidak terjadi. Permintaan yang lemah dari China juga membuat harga minyak turun. Di Eropa, aktivitas bisnis zona Euro masih dalam kontraksi karena permintaan turun meskipun harga tidak naik.
Rata-rata harga minyak Brent pada Oktober 2024 adalah US$ 75,37 per barel, sedangkan harga minyak WTI adalah US$ 71,55 per barel. Nilai tukar rupiah melemah menjadi Rp 15.558/US$ pada Oktober 2024. Rupiah melemah karena dana asing keluar dari pasar keuangan domestik.
Pemerintah menentukan harga BBM berdasarkan rata-rata harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah. Keputusan Menteri ESDM Nomor 19 K/10/MEM/2019 menjelaskan formula harga menggunakan rata-rata harga publikasi Mean of Platts Singapore (MOPS) dalam perhitungan harga jual eceran BBM.
Dengan harga minyak yang lebih rendah namun rupiah melemah, harga BBM mungkin naik pada November 2024. Namun, dengan daya beli konsumen yang lemah, harga BBM mungkin tidak berubah. Beberapa perusahaan seperti PT Pertamina, Shell Indonesia, dan BP-AKR telah menurunkan harga BBM non-subsidi pada Oktober 2024.
PT Pertamina Patra Niaga masih mengkaji rencana penyesuaian harga BBM non-subsidi untuk November. Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, menyatakan bahwa mereka masih menghitung harga keekonomian BBM non-subsidi untuk 1 November mendatang.
Dengan penurunan harga BBM non-subsidi selama dua bulan berturut-turut, harga BBM mungkin tidak mengalami perubahan pada bulan depan. Semoga kebijakan harga BBM dapat memperhatikan kondisi ekonomi dan kebutuhan konsumen di Indonesia.