Uni Emirat Arab (UEA) adalah salah satu negara dengan pertumbuhan orang kaya tercepat di dunia, meskipun krisis biaya hidup melanda sebagian besar ekonomi global. Alih-alih berhemat, para orang kaya di UEA lebih memilih terbang dengan pesawat jet pribadi yang mewah.
CEO dan pendiri perusahaan jet pribadi Voyex, Lilit Avetikyan, mengungkapkan bahwa bagi warga UEA, penerbangan dengan pesawat jet pribadi bukanlah hal yang istimewa lagi. Banyak penumpang bahkan meminta tambahan fasilitas seperti tempat tidur berkualitas tinggi, serta menu McDonald’s dan KFC selama penerbangan. Menurut Avetikyan, kedua restoran cepat saji tersebut harus selalu hadir di dalam pesawat, tak peduli dari mana dan ke mana destinasi penerbangan mereka.
Bagi veteran industri penerbangan pribadi di Dubai, melayani permintaan unik dari klien kaya merupakan bagian dari layanan gaya hidup mewah “360 derajat” yang mereka tawarkan. Mulai dari makanan cepat saji favorit, tiket Oscar, hingga paket liburan “misteri”, semuanya bisa disediakan untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan kaya raya. Perjalanan dengan jet pribadi ini dibanderol mulai dari U$50 ribu hingga US$200 ribu atau sekitar Rp782,4 juta hingga Rp3,1 miliar untuk sekali perjalanan.
Sebagai broker untuk penerbangan charter pribadi premium, Voyex menawarkan akses ke lebih dari 20 ribu pesawat di seluruh dunia yang siap lepas landas dalam hitungan jam. Ada dua pesawat super eksklusif yang hanya bisa diakses oleh individu dengan kekayaan bersih yang sangat tinggi, seperti keluarga kerajaan atau pemerintah. Mereka diibaratkan sebagai vila kecil di udara.
Dubai diprediksi akan menjadi surganya orang kaya, dengan banyak jutawan yang berencana pindah dan tinggal di sana. Menurut Henley dan Partners, sekitar 6.700 jutawan diperkirakan akan pindah ke UEA pada tahun 2024. Selain itu, jumlah centi-jutawan di Dubai juga diproyeksikan akan meningkat sekitar 150 persen pada tahun 2040.
Dalam laporan Migrasi Kekayaan Pribadi 2024, UEA berhasil menarik hampir dua kali lipat jutawan dibandingkan Amerika Serikat. Dubai juga menjadi pasar tersibuk di dunia untuk properti hunian senilai lebih dari US$10 juta. Pasar jet pribadi di Timur Tengah juga diprediksi akan terus berkembang, dengan nilai pasar yang diperkirakan mencapai US$943 juta pada tahun 2029.
Meskipun pesawat jet pribadi dapat menyumbang emisi karbon global, industri penerbangan pribadi telah mulai mengadopsi bahan bakar penerbangan berkelanjutan untuk mengurangi dampak lingkungan. Bahan bakar penerbangan berkelanjutan dapat mengurangi emisi CO2 hingga 80 persen dan diproduksi dari bahan baku berkelanjutan seperti lemak hewani, minyak, limbah rumah tangga, dan tanaman.
Avetikyan menegaskan bahwa pengguna pesawat jet pribadi tidak perlu merasa bersalah terkait dampak lingkungan dari penerbangan pribadi. Baginya, klien-kliennya pantas untuk menikmati kemewahan terbang dengan pesawat pribadi tanpa rasa bersalah.